Manggala Agni DaOps Pekanbaru menggelar diskusi tentang pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau Minggu (11/11/2018) di Hotel Swiss-Belinn Pekanbaru.
Dalam kesempatan tersebut Manggala Agni menghadirkan narasumber Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Pengendalian Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera (BPPI &KHL Wilayah Sumatera) Israr Albar, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur dan Kepala DaOps Manggala Anggi se Riau dan Kepala DaOps Manggala Agni Batam yang dihadiri oleh puluhan jurnalis di Pekanbaru sebagai peserta.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Pengendalian Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera (BPPI &KHL Wilayah Sumatera) Israr Albar, memaparkan beberapa hal terkait dengan tugas yang sudah dilakukanya jajaranya dalam pencegahan dan pengendalian karhutla.
Yang tidak kalah menarik adalah tengang antisipasi potensi-potensi kebakaran hutan yang bisa terjadi pada tahun 2019 mendatang.
Mengingat berdasarkan analisis dan prediksi ENSO El Nino Southern Oscillation (Getaran Selatan El Nino) yang cendrung meningkat.
“Ini warning bagi kita, signal bahwa kita musti siap siaga. Puncak kebakaran di Riau itu biasanya Januari atau Februari untuk Dumai, Bengkalis itu sudah mulai hotspot. Sementara didaerah jawa bisa saja mereka banjir,” katanya saat pemaparan materi.
Menurutnya, kemungkinan-kemungkinan yang ada adalah bagian untuk mengantisipasi untuk melanjutkan Riau bebas asap pada tahun 2019 mendatang.
“Masalah lain, tatanganya berdasarkan analisa yang dilakukan KLHK. Jadi, di Indonesia ini ada sekitar 4000 lebih daerah rawan kebakaran sementara di Sumatra ada 2000 desa yang rawan. Ditambah banyak desa rawan, ditambah kemungkinan el nino dan kemarau panjang, saya kira ini klop sehingga kemungkinanya akan lebih masif kalau kita tidak bisa mengantisipasi,” paparnya.
Untuk itu, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menurutnya sudah melakukan pemetaan daerah tersebut, termasuk lahan-lahan gambut yang rentan terhadap karhutla.
“Khusus yang di Sumatra kita fokus di Riau, Jambi dan Sumsel. Kegiatanya akan kita lakukan termasuk kampung iklim, kampanye manggala agni juga tetap,” katanya.
Menurutnya, untuk bisa melakukan upaya pencegahan-pencegahan dan penangan kemungkinan karhutla tersebut tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Namun, tetap harus menjaga kekompakan dan bersama-sama seluruh elemen terkait seperti yang saudah berjalan sampai saat ini.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur juga sepakat bahwa koordinasi dan bersama-sama antar lembaga bersama masyarakat menjadi bagian yang terpenting untuk terus mempertahankan Riau bebas asap ditahun 2019 mendatang.
“Kalau bicara anggaran, pusat maupun daerah kita semua tau kondisinya sekarang seperti apa. Tapi, kita tetap maksimalkan melalui dana yang ada,” katanya.
Sementara itu, Kepala DaOps Manggala Agni Pekanbaru, Edwin Putra dalam pemaparanya menyampaikan berbagai upaya yang dilakukan dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Kedepan ia juga berharap teknologi-teknologi guna mendukung upaya pemadaman semakin canggih.
“Kita harapkan kedepan di Satgas juga ada peta digital kemudian misalnya ada hotspot dititik A bisa kita baca titik kordinat terjadinya kebakaran dimana dan jarak skat kanak sekian meter jadi akan memudahkan kita yang berjibaku dilokasi,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut ia juga berharap tahun 2019 mendatang penangan kebakaran hutan dan lahan di Riau bisa ditangani lebih baik lagi.