Jumlah tiitk panas atau hotspot di Provinsi Riau meningkat pesat. Hal tersebut diketahui berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Selasa (14/8).
Kepala BMKG Pekanbaru, Sukisno mengatakan, pada pagi hari jumlah titik panas diketahui berjumlah 90 titik panas. Namun, terjadi peningkatan menjadi 103 titik pada sore hari.
“Kabupaten paling banyak yang menyumbang titik panas masih Kabupaten Rokan Hilir (Rohil),” katan Sukisno.
Di Rokan Hulu, terpantau ada 97 titik panas. Dimana sebelumnya, hanya ada 58 titik saja. Kemudian di Kota Dumai terpantau ada 2 titik. Angka ini berkurang dari tadi pagi yang diketahui berjumlah 4 titik. Selanjutnya Kabupaten Bengkalis, Siak, Pelalawan dan Kampar, masing-masing ada satu titik.
“Ini merupakan hasil perbaharuan pada pukul 16.00 WIB. Tingkat kepercayaannya berada diatas 50 persen,” jelasnya.
Dari jumlah titik panas jelas Sukisno, ada 87 titik yang telah menjadi titik api. Artinya, tingkat kepercayaannya berada diatas 70 persen. Itu tersebar di Kabupaten Rohil dengan 85 titik, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai, masing-masing ada satu titik.
Secara keseluruhan ungkapnya, di Pulau Sumatera terdeteksi 133 titik panas. Paling banyak di Riau dengan 103 titik, Sumatera Utara dengan 14 titik, Sumatera Barat dengan 13 titik, Sumatera Selatan 2 titik dan paling sedikit, Lampung yakni satu titik. “Sejauh ini jarak pandang masih normal. Yaitu antara 8 hingga 10 kilometer,” ucapnya.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau hingga saat ini terus mengoptimalkan upaya pemadaman dengan cara pengeboman air (water bombing).
Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger mengatakan, ada empat helikopter yang dikerahkan untuk melakukan water bombing. Yaitu, 214, MI-171 dan dua unit Kamov. Empat helikopter itu difokuskan di daerah Utara Provinsi Riau.
“Kita mengoptimalkan patroli di daerah Utara. Kemudian water bombing kita lakukan di Kabupaten Rohil (Rokan Hilir) dan Bengkalis,” ujar Edwar di Pekanbaru.
Dijelaskan Edwar, penyebab meningkatnya titik panas maupun api beberapa waktu terakhir disebabkan pada pertengahan bulan Agustus ini memang merupakan puncak kemarau. “Titik api meningkat karena cuaca panas dan udara kering. Memang BMKG memprediksi puncak kemarau pertengahan Agustus. Kita tetap optimalisasi,” pungkasnya.