• Latest
  • Trending
Indeks Kesehatan Laut Bali Hanya 51 dari 100. Bagus atau Buruk?

Indeks Kesehatan Laut Bali Hanya 51 dari 100. Bagus atau Buruk?

November 14, 2018
Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

December 19, 2020
Kelestarian Hutan Lindung Gunung Rajabasa Jaga Pasokan Air Bersih

Kelestarian Hutan Lindung Gunung Rajabasa Jaga Pasokan Air Bersih

November 20, 2020
BPDASHL Indragiri Rokan Libatkan Masyarakat Bangun Konservasi Tanah dan Air

BPDASHL Indragiri Rokan Libatkan Masyarakat Bangun Konservasi Tanah dan Air

November 20, 2020
Rekayasa Hayati Cara Warga Lamsel Cegah Kerusakan Lingkungan DAS

Rekayasa Hayati Cara Warga Lamsel Cegah Kerusakan Lingkungan DAS

November 19, 2020
Pemerintah Soroti 3 Isu Utama Bangun Ekonomi Berkelanjutan di Sektor Kehutanan

Pemerintah Soroti 3 Isu Utama Bangun Ekonomi Berkelanjutan di Sektor Kehutanan

November 19, 2020
Peduli Lingkungan dan Keberlangsungan Alam di Kaltim, PPU Dukung Program Carbon Fund

Peduli Lingkungan dan Keberlangsungan Alam di Kaltim, PPU Dukung Program Carbon Fund

November 18, 2020
Mentan Syahrul Optimis Food Estate Tidak Ulangi Kegagalan Sebelumnya

Mentan Syahrul Optimis Food Estate Tidak Ulangi Kegagalan Sebelumnya

November 18, 2020
Melalui Budikdamber, Sandiaga Ajak Warga Peduli Lingkungan Sejak Dini

Melalui Budikdamber, Sandiaga Ajak Warga Peduli Lingkungan Sejak Dini

November 17, 2020
Komitmen NDPE, Wilmar Dorong Pemasok Lindungi Ekosistem Leuser

Komitmen NDPE, Wilmar Dorong Pemasok Lindungi Ekosistem Leuser

November 17, 2020
Di Tengah Dugaan Pembakaran Hutan Papua, Pemerintah: Tak Ada Trade Off Ekonomi dengan Lingkungan

Di Tengah Dugaan Pembakaran Hutan Papua, Pemerintah: Tak Ada Trade Off Ekonomi dengan Lingkungan

November 16, 2020
Beleid Percepatan Pemulihan Lingkungan Akibat Tambang Disiapkan

Beleid Percepatan Pemulihan Lingkungan Akibat Tambang Disiapkan

November 15, 2020
Rehabilitasi Hutan Ijen di Tengah Pandemi

Rehabilitasi Hutan Ijen di Tengah Pandemi

November 14, 2020
Wednesday, March 3, 2021
Alam Riau
No Result
View All Result
  • Indonesia
    • Daerah
    • Diplomasi & Pertahanan
    • Ekonomi
    • Linkungan
  • Asia
    • ASEAN
    • Asia Selatan
    • Australia
    • Cina
    • India
    • Semenajung Korea
  • Dunia
    • Afrika
    • Ameria Utara
    • Amerika Selatan
    • Eropa
    • ISIS
    • Keamanan Nasional & Pertahanan
    • Komentar
    • Timur Tengah
  • Editorial
    • Opini
    • Penjelasan Indonesia
    • Polling
  • Bisnis
    • Bursa Efek Jakarta
    • Ekonomi Global
    • Ekonomi Indonesia
    • Investasi
    • Pasar
    • Pasar Saham
    • Perusahaan
    • Properti
  • Teknologi
    • Teknologi Terkini
    • Pengetahuan & Penelitian
    • Social Media
    • E-Commerce
    • Gaming
    • Inovasi & Permainan
    • Keamanan Dunia Maya
  • Gaya Hidup
    • Fesyen & Kemewahan
    • Keluarga
    • Kesehatan & Kecantikan
    • Makanan, Minuman & Dining
    • Mobil, Sepeda & Mainan
    • NBA
    • Travel
    • Travel & Rekreasi
  • Lain-lain
    • Hiburan
      • Buku & Literatur
      • Desain & Arsitektur
      • E-Books & Audiobooks
      • Fesyen
      • Film & TV
      • Seni & Hiburan
      • Musik
    • Olah Raga
      • NBA & Basket
      • Olimpik Rio 2016
      • Ragbi
      • Tenis
      • Tinju
      • Balap
      • Bola
      • Golf
    • Kegiatan
      • Buku
      • Fesyen
      • Hiburan
      • Laporan Cerita Khusus
      • Makanan & Minuman
      • Musik
      • Travel
  • Indonesia
    • Daerah
    • Diplomasi & Pertahanan
    • Ekonomi
    • Linkungan
  • Asia
    • ASEAN
    • Asia Selatan
    • Australia
    • Cina
    • India
    • Semenajung Korea
  • Dunia
    • Afrika
    • Ameria Utara
    • Amerika Selatan
    • Eropa
    • ISIS
    • Keamanan Nasional & Pertahanan
    • Komentar
    • Timur Tengah
  • Editorial
    • Opini
    • Penjelasan Indonesia
    • Polling
  • Bisnis
    • Bursa Efek Jakarta
    • Ekonomi Global
    • Ekonomi Indonesia
    • Investasi
    • Pasar
    • Pasar Saham
    • Perusahaan
    • Properti
  • Teknologi
    • Teknologi Terkini
    • Pengetahuan & Penelitian
    • Social Media
    • E-Commerce
    • Gaming
    • Inovasi & Permainan
    • Keamanan Dunia Maya
  • Gaya Hidup
    • Fesyen & Kemewahan
    • Keluarga
    • Kesehatan & Kecantikan
    • Makanan, Minuman & Dining
    • Mobil, Sepeda & Mainan
    • NBA
    • Travel
    • Travel & Rekreasi
  • Lain-lain
    • Hiburan
      • Buku & Literatur
      • Desain & Arsitektur
      • E-Books & Audiobooks
      • Fesyen
      • Film & TV
      • Seni & Hiburan
      • Musik
    • Olah Raga
      • NBA & Basket
      • Olimpik Rio 2016
      • Ragbi
      • Tenis
      • Tinju
      • Balap
      • Bola
      • Golf
    • Kegiatan
      • Buku
      • Fesyen
      • Hiburan
      • Laporan Cerita Khusus
      • Makanan & Minuman
      • Musik
      • Travel
No Result
View All Result
Alam Riau
No Result
View All Result

Indeks Kesehatan Laut Bali Hanya 51 dari 100. Bagus atau Buruk?

November 14, 2018
in Daerah, Featured, Indonesia, Linkungan
0
Home Indonesia Daerah
Post Views: 63

 

Dari skala 0 sampai 100, nilai Indeks Kesehatan Laut (IKL) atau Ocean Health Index (OHI) mendapatkan nilai 51. Hal itu menunjukkan secara umum kualitas kesehatan laut Bali hanya separuh dari nilai tertinggi. Di sisi lain upaya memperbaiki indeks tersebut justru mendapat banyak tantangan saat ini.

Peluncuran laporan IKL Bali yang disebut OHI+ dilaksanakan pada akhir bulan lalu dalam Our Ocean Conference (OOC) di Nusa Dua, Bali. Hadir tiga pembicara mewakili pemerintah, lembaga riset, dan organisasi non-pemerintah yaitu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali I Made Gunaja, Kepala Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) I Nyoman Radiarta, dan Manajer Perlindungan Kawasan Laut Conservation International (CI) Indonesia Iwan Dewantama.

Menurut I Made Gunaja indeks kesehatan laut menjadi hal penting bagi Bali karena selama ini Bali sangat tergantung sekali pada kesehatan laut baik secara fisik maupun spiritual. “Bali memiliki konsep nyegara gunung, di mana laut tergantung sekali sama daratan. Masyarakat Bali menyadari ketergantungan tersebut,” katanya.

Di sisi lain, Bali juga sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) No.11/2017 tentang Bendega atau nelayan tradisional. Hal ini, lanjut Gunaja, merupakan penerjemahan dari konsep Tri Hita Karan, terutama hubungan dengan lingkungan (palemahan) dan manusia (pawongan).

“Karena besarnya ketergantungan Bali pada laut, maka penting untuk ada kajian komprehensif tentang seberapa sehat laut Bali saat ini,” katanya.

Umat Hindu Bali membuang abu pembakaran jenazah di laut. Bagi umat Hindu Bali, laut berperan penting dalam budaya dan ritual. Foto Anton Muhajir/Mongabay Indonesia

Secara sederhana IKL merupakan kerangka untuk mengkaji kesehatan laut secara komprehensif dan kuantitatif. Para pemangku kepentingan di sektor kelautan, seperti pemerintah, lembaga riset, kampus, dan organisasi non-pemerintah.

Dalam kajian IKL secara global, sebenarnya ada sepuluh faktor yang dikaji untuk menghasilkan satu nilai secara keseluruhan. Yaitu penyediaan pangan, peluang bagi nelayan kecil, air bersih, pariwisata dan rekreasi, perlindungan pantai, keragaman hayati, dan penyimpanan karbon.

“OHI di Bali disebut OHI Plus karena tidak ada kajian tentang mata pencaharian dan ekonomi,” kata Gunaja.

Kepala BROL I Nyoman Radiarta menambahkan bagian tentang mata pencaharian dan ekonomi itu tidak masuk dalam IKL Bali karena tidak adanya data terkait hal tersebut. Radiarta menambahkan, kajian IKL menggunakan data-data skunder dari pihak lain selama lima tahun terakhir.

Menurut Radiarta, tim kajian mulai bekerja secara penuh sejak Januari 2018 meskipun mereka sudah terbentuk sejak 2016. Mereka melakukan kajian data terutama dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maupun lembaga-lembaga lain.

“Data-data itu kita ambil dari masing-masing institusi untuk kemudian dibandingkan data-data dari riset atau statistik,” katanya.

Tingginya alih fungsi kawasan pesisir berpengaruh terhadap kesehatan laut Bali. Foto Anton Muhajir/Mongabay Indonesia

Radiarta memberikan contoh untuk mengkaji bagian tentang penyimpanan karbon atau air bersih mereka menggunakan remote sensing. Namun, untuk mata pencaharian dan ekonomi belum bisa dilakukan karena tidak ada datanya.

“Dengan kajian yang kita lakukan, kita bisa belajar sendiri seperti apa kesediaan data di masing-masing lembaga,” tambahnya.

Nilai Tertinggi

Berdasarkan penggabungan semua faktor tersebut, tim kajian menemukan bahwa nilai IKL Provinsi Bali sebesar 51 dari 100. “Artinya masih banyak ruang yang bisa kita kembangkan untuk mencapai tujuan kita di Bali,” kata Gunaja optimis.

Dari total nilai 51 itu, tiap bagian memiliki nilai sendiri-sendiri. Faktor keragaman hayati mendapat nilai tertinggi, 94. Hal ini didukung oleh banyaknya spesies laut di Bali yang jumlahnya mencapai lebih dari 935 spesis. Sebanyak 38 di antaranya dalam kategori nyaris terancam.

Adapun faktor yang mendapat nilai paling rendah adalah penyimpanan karbon (carbon storage) dengan nilai 24. Ekosistem hutan bakau dan padang lamun yang sehat berperan mengurangi pelepasan karbon ke atmosfer. “Lebih dari 70 persen ekosistem ini dalam kondisi sehat, tetapi mereka terancam,” kata Gunaja.

Wisata hutan bakau menjadi salah satu paket wisata di Nusa Lembongan, Klungkung, Bali. Nusa Lembongan merupakan salah satu destinasi wisata di selatan Pulau Bali. Foto : Jay Fajar/Mongabay Indonesia

Dia menyebutkan laut Bali mendapatkan 37 tekanan, baik dari manusia ataupun lingkungan. Di sisi lain Bali memiliki 19 daya lenting untuk menjaga kesehatan lingkungan lautnya.

Di antara sembilan faktor, hanya tiga yang mendapatkan nilai lebih dari 50. Selain keberagaman hayati dengan nilai 94, juga air besih (79) dan penyediaan pangan (59). Adapun faktor lainnya relatif lebih rendah seperti perlindungan kawasan pesisir (35), peluang bagi nelayan kecil (37), dan wisata dan rekreasi (46).

Dari sembilan kabupaten/kota di Bali, hanya satu kabupaten yang tidak masuk dalam penilaian yaitu Kabupaten Bangli. Kabupaten ini memang berada di tengah-tengah pulau dan tidak memiliki pantai.

Di antara delapan kabupaten/kota yang dinilai, Buleleng merupakan kabupaten dengan nilai 61 dan disusul Badung (56) dan Denpasar (54). “Mungkin karena dua wilayah ini bersama-sama memiliki kawasan mangrove terpadat dan terluas di Bali,” kata Radiarta.

Kabupaten dengan indeks kesehatan laut paling rendah adalah Gianyar (35) lalu Tabanan (38). Tiga daerah lain adalah Karangasem (50), Jembrana (49), dan Klungkung (45).

“Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk penanganan di masa depan adalah peluang perikanan tradisional, air bersih, dan pengembangan produk alami,” lanjutnya.

Kegiatan wisata air merupakan salah satu penyumbang tingkat kebisingan terhadap ekosistem bawah laut. Foto : Anton Muhajir/Mongabay Indonesia

Saling Mengisi

Menurut Gunaja, OHI Bali merupakan kajian indeks kesehatan laut yang pertama kali diadakan di Indonesia. Karena itu, baik Gunaja maupun Radiarta berharap daerah-daerah lain bisa melakukan kajian sama sehingga bisa diperoleh nilai secara nasional.

Hal ini penting karena OHI bisa menjadi acuan dalam pengelolaan wilayah laut Indonesia, termasuk di Bali.

Made Iwan Dewantama mengatakan hal serupa. “Riset ini diharapkan menjadi panduan penting bagi para pemangku kepentingan di Bali untuk mengelola kelautan. Tidak hanya bagi DKP, tetapi juga dinas-dinas terkait,” katanya.

Salah satu isu penting terkait lingkungan kelautan di Bali saat ini adalah penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K). Baik Iwan maupun Radiarta berharap OHI yang dipublikasikan September lalu itu bisa menjadi acuan dalam penetapan zonasi pesisir Bali.

Hal itu penting karena secara faktual, kawasan pesisir Bali mendapat tekanan kian besar saat ini termasuk dari pariwisata dan alih fungsi. “Tantangan terbesar kita sekarang adalah bagaimana agar mangrove dan padang lamun tetap terjaga, karena mereka berperan penting dalam menjaga pesisir Bali maupun perubahan iklim,” kata Iwan.

Meskipun berperan penting, kawasan pesisir dan laut mendapatkan ancaman termasuk pembangunan. Foto Anton Muhajir/Mongabay Indonesia

Ketika OHI sudah ada dan dipublikasikan, Radiarta berharap, hasil kajian itu bisa saling mengisi dengan RZWP3K. “Posisi mangrove harusnya lebih diperhatikan. Tidak digeser-geser. Pemerintah harusnya lebih tahu. Secara simultan OHI dan RZWP3K harus selaras,” ujar Radiarta.

Menanggapi hal itu, Gunaja menyatakan OHI dan RZWP3K memang bisa saling mendukung untuk menjaga lingkungan laut Bali. Karena saat ini belum memiliki RZWP3K, maka Bali harus segera mengesahkan zonasi tersebut. Jika alokasi ruang sudah ditetapkan berdasarkan zonasi, maka OHI akan menjadi sarana untuk menganalisis bagaimana dampak zonasi itu ke kesehatan lingkungan laut.

“Jika RZWP3K sudah ada, bagaimana dampaknya pada OHI. Itu yang perlu kita diskusikan lagi,” lanjutnya.

source: mongabay

Source :
mongabay
Tags: 51 dari 100Dinas Kelautan dan PerikananIndeks Kesehatan Laut BaliOcean Health IndexOur Ocean Conference
Previous Post

Menhub Minta Jajarannya Serius Benahi Masalah Transportasi

Next Post

118 Petugas Siaga di 227 Titik Rawan Tumpukan Sampah Saat Banjir

Next Post
118 Petugas Siaga di 227 Titik Rawan Tumpukan Sampah Saat Banjir

118 Petugas Siaga di 227 Titik Rawan Tumpukan Sampah Saat Banjir

Translate

Popular Post

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia
Featured

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

December 19, 2020
0

  Sebanyak 11 orangutan Sumatera (Pongo abelii) korban perdagangan satwa liar dari Thailand dan Malaysia dipulangkan ke Indonesia pada Kamis...

Read more
Pengusaha Minta Tim Khusus Selesaikan Status Hutan

Pengusaha Minta Tim Khusus Selesaikan Status Hutan

March 30, 2017
Aksi Tolak Pabrik Semen Rembang Sambut Ibu Negara di Pekanbaru

Aksi Tolak Pabrik Semen Rembang Sambut Ibu Negara di Pekanbaru

March 30, 2017
Polres Kuansing Amankan Penadah Tambang Emas Ilegal

Polres Kuansing Amankan Penadah Tambang Emas Ilegal

March 30, 2017
Wuihh..Pemda Siak Pasang Target Tinggi

Wuihh..Pemda Siak Pasang Target Tinggi

April 10, 2017
  • About Us
  • Creative Commons
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Terms and Conditions

Topics

Follow Us

About Us

alamriau.com is part of Riau Berita Media Group LLC, which delivers daily news around the globe.

© 2011 Alam Riau

No Result
View All Result
  • Indonesia
    • Daerah
    • Diplomasi & Pertahanan
    • Ekonomi
    • Linkungan
  • Asia
    • ASEAN
    • Asia Selatan
    • Australia
    • Cina
    • India
    • Semenajung Korea
  • Dunia
    • Afrika
    • Ameria Utara
    • Amerika Selatan
    • Eropa
    • ISIS
    • Keamanan Nasional & Pertahanan
    • Komentar
    • Timur Tengah
  • Editorial
    • Opini
    • Penjelasan Indonesia
    • Polling
  • Bisnis
    • Bursa Efek Jakarta
    • Ekonomi Global
    • Ekonomi Indonesia
    • Investasi
    • Pasar
    • Pasar Saham
    • Perusahaan
    • Properti
  • Teknologi
    • Teknologi Terkini
    • Pengetahuan & Penelitian
    • Social Media
    • E-Commerce
    • Gaming
    • Inovasi & Permainan
    • Keamanan Dunia Maya
  • Gaya Hidup
    • Fesyen & Kemewahan
    • Keluarga
    • Kesehatan & Kecantikan
    • Makanan, Minuman & Dining
    • Mobil, Sepeda & Mainan
    • NBA
    • Travel
    • Travel & Rekreasi
  • Lain-lain
    • Hiburan
      • Buku & Literatur
      • Desain & Arsitektur
      • E-Books & Audiobooks
      • Fesyen
      • Film & TV
      • Seni & Hiburan
      • Musik
    • Olah Raga
      • NBA & Basket
      • Olimpik Rio 2016
      • Ragbi
      • Tenis
      • Tinju
      • Balap
      • Bola
      • Golf
    • Kegiatan
      • Buku
      • Fesyen
      • Hiburan
      • Laporan Cerita Khusus
      • Makanan & Minuman
      • Musik
      • Travel

© 2011 Alam Riau