Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, telah memasang tiga unit kamera pengintai untuk memantau pergerakan Harimau Sumatera, di lokasi temuan jejak kaki harimau Sumatera di Desa Koto Tuo, Kabupaten Kampar, Riau.
Kepala Bidang KSDA Wilayah II, Heru Sutmantoro mengatakan, kamera itu telah diambil pihaknya beberapa waktu yang lalu. Alasannya, karena tidak ada harimau yang terpantau.
“Hasilnya tidak ada Harimau yang nampak. Masyarakat disitu juga sudah tidak ada terlihat lagi. Jadi kita putuskan untuk mengambil kameranya,” kata Heru di Pekanbaru, Senin (27/8).
Sebelumnya, warga Desa Koto Tuo dihebohkan dengan ditemukannya jejak kaki diduga harimau di kebun karet warga pada awal Juli 2018 lalu. Menindaklanjuti itu, tim rescue BBKSA Riau langsung turun ke lokasi untuk melakukan observasi.
Dari hasil observasi, diduga kuat jejak kaki itu memang jejak kaki Datuk Belang. Kemudian petugas memasang umpan namun tidak ada respon. Selanjutnya memasang tiga kamera pengintai.
Pemasangan kamera pengintai itu, untuk mendokumentasikan sosok dari hewan pemilik nama ilmiah panthera tigris sumatrae tersebut. Sebulan dipasang, namun hasilnya nihil.
Dijelaskan Heru, lokasi tersebut memang menjadi wilayah perlintasan harimau. “Disana memang masih ada kawasan hutan lindung rimbang baling. Kalau saya perkirakan itu hanya melintas saja, karena disana bukan tempat dia mencari makan, berkembang biak,” jelasnya.
Meski telah selesai melakukan observasi, namun BBKSDA Riau juga akan tetap memantau. Sementara itu, masyarakat sekitar juga telah diberikan bekal pengetahuan mengenai sosok harimau.
“Tim kita telah melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dengan memberikan tata cara dan tindakan tindakan darurat apa yang perlu dilakukan oleh masyarakat apabila berjumpa dengan harimau,” terangnya.
Tentunya sosialisasi ini melibatkan aparat desa setempat. Tujuannya untuk memberikan ketenangan serta meminimalisir keresahan masyarakat.