Kabut asap tebal akibat kebakaran lahan dan hutan (karlahut) kembali menyelimuti kota Dumai. Akibatnya jarak pandang pada Senin (26/2/2018) hingga Selasa (27/2/2018) sangat terbatas.
Pantauan di lapangan, tebalnya kabut asap membuat jarak pandang tidak lebih dari 500 Meter, terutama pada malam hari.
Kabut asap yang mulai tampak itu dikawatirkan warga dapat berakibat buruk bagi kesehatan, terutama masalahan pernapasan.
Banyak warga yang mengeluhkan tebalnya kabut asap karlahut selain berbau, asap tersebut membuat mata pedih dan sedikit mengganggu system pernapasan.
Saah satu warga Jaya Mukti Widodo (34) mengeluhkan kabut asap. “kabut asap semakin tebal. Mata jadi ledih dan mengganggu pernapasan saya,” katanya.
Lanjutnya, saya takut akibat kabut asap dapat mengakibatkan sesak nafas akibat Infeksi Saluran Pernafasan, “harapan saya Pemerintah kota Dumai melalui instansi terkait segera melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kabut asap lebih parah dan kami juga berharap Pemko Dumai segera membagikan masker penutup mulut,” Pintanya.
Masih dari pantauan dilapangan pada Selasa (27/2/2018) sekitar pukul 15.00 Wib cuaca di kota Dumai seperti mendung. Sinar matahari terhalang oleh kabut asap yang terlihat cukup jelas berwarna putih tebal.
Akibat kabut itu, banyak warga yang mengurungkan niatnya untuk keluar dari rumah. meskipun keluar warga terlihat menggunakan masker, hal tersebut dilakukan untuk menghindari penyakit akibat asap, seperti ISPA dan penyakit pernapasan lainnya.
Terpisah Kepala BPBD Dumai Tengku Ismed mengatakan kebakaran lahan masih terjadi di Dumai Motor Kecamatan Medang Kampai. BPBD Kota Dumai telah mendirikan posko siaga bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan 2018. Posko tersebut berada didepan kantor BPBD Jalan Putri Tujuh Kota Dumai.
Pendirian posko tersebut menyusul penetapan status siaga darurat penanggulangan bencana asap akibat karhutla di Kota Dumai baru-baru ini.
“Untuk memadamkan api kami sudah menurunkan tim gabungan terdiri dari BPBD Dumai, TNI dan Polri, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA) tim dari Dinas Kehutanan dan instansi terkait lainnya,” katanya.
